Yang Lagi Stress
Senin pagi kemarin, saat baru saja sampai di rumah setelah mengantar anak ke kampusnya, ada SMS masuk. Ternyata dari anak. Isinya cukup menggambarkan kepanikannya.
“Bu, sudah selesai kerjaannya Ibu? Ternyata besok presentasi tugas Bahasa Inggris-nya. Adaaaaaaww tolongggg!”
Kemarinnya dia memang sempat minta tolong supaya dicarikan bahan untuk membuat makalah Bahasa Inggris. Setelah ada bahannya, nanti dia tinggal menyusun isinya dan membuat file power point untuk presentasi. Inti penilaiannya adalah “speaking” saat mempresentasikan makalah tersebut. Tapi, tugas itu rencananya untuk hari Kamis, bukan Selasa. Ternyata sekarang berubah, dipakai esok harinya, Selasa. Jelaslah dia kelabakan. Tapi dia masih ingat menanyakan pekerjaan saya, karena dia tahu saya ada deadline hari itu.
Saya langsung membalas SMS-nya dan menyanggupi permintaannya. Hari Senin itu dia UAS dan saya tidak ingin dia UAS dalam keadaan galau karena pikirannya terpecah memikirkan tugas untuk esok harinya. Saya langsung googling mencari bahan-bahan yang dia minta.
Sore pulang kuliah, setelah mandi dan makan, dia langsung duduk di depan PC untuk menyusun makalah dari bahan-bahan yang sudah saya carikan. Lanjut membuat bahan untuk presentasi. Saya ikut begadang sambil me-review sekali lagi terjemahan yang akan saya kirim malam itu. Sesekali saya meliriknya. Mimiknya begitu serius, kadang ngedumel sendiri 😀 Lewat tengah malam, akhirnya selesai juga tugasnya. Makalah sudah dicetak. Saya mengingatkan apakah file presentasinya sudah di-copy ke flashdisk. Sudah. Beres. Komputer dan printernya dimatikan dan dia bersiap tidur. Sudah hampir pukul 1 pagi.
Tiba-tiba dia berbalik, “Aduh, sialan, ada satu file lagi yg belum dicetak. Males banget ngidupin komputer lagi!” Saya melihat wajahnya begitu capek dan sudah mau nangis aja.
Saya pun menawarkan diri untuk membantunya. “Ya, udah, biar Ibu yang nge-print, sana Jung bobo’, mana filenya?”
Dia menyerahkan flashdisk pada saya.
“Nama file-nya apa?”
“Sialan.”
Lho?
“Nama file-nya apa?”
“Sialan.”
Saya menoleh padanya dengan heran. Sejenak kemudian saya baru mengerti. ‘Sialan’ itu adalah nama file!
Sambil ngikik saya mencari file yang namanya ‘Sialan.’ Ketemu. Sampai selesai nge-print saya masih senyum-senyum sendiri. Dasar orang lagi stress, nama file kok ‘Sialan.’ Kreatif sekali. 😀