KETIKA PANKREAS GAGAL MENGHASILKAN INSULIN
Suatu hari saya pergi melayat seorang kerabat yang baru meninggal. Hari itu acara nyiraman layon (memandikan jenazah). Ada begitu banyak pelayat. Di sebelah saya duduk seorang ibu yang ramah, dan dengan cepat kami terlibat percakapan. Di tengah percakapan, dia minta maaf dan minta izin untuk selonjor. Saat itu kami duduk di “Bale Daja” dengan beralaskan karpet.
“Maaf, Bu, tyg selonjorkan kaki, nggih. Jempol kaki tyg sakit, baru baikan.”
“Oh, ya ya, silakan, Bu, ngga apa-apa,” jawab saya sambil menawarinya permen. Saya makan permen untuk menghilangkan kantuk karena malam sebelumnya saya begadang.
“Suksma, Bu, tyg sudah punya pabrik gula,” jawabnya sambil tertawa. Saya ikut tertawa mendengar candaannya.
Lalu dia bercerita, jempol kaki kanannya itu sudah 2 kali dicabut kukunya karena luka infeksi, dan bernanah. Saat saya bertanya, kenapa demikian, dia lalu bercerita panjang lebar.
Dia menderita sakit kencing manis sudah lebih dari 15 tahun. Sudah beberapa kali keluar masuk rumah sakit. Dia juga sudah bisa menyuntik diri sendiri dengan suntikan insulin. Jadi, kemana-mana dia bawa insulin. Sampai di sini saya terpana.
“Serius? Ibu bisa menyuntik diri sendiri??”
“Iya, Bu.” Lalu dia menunjukkan lengan kirinya, di balik sikunya. Saat iu dia memakai kebaya brokat. Katanya, kalau situasi mendesak, dia akan menyuntik dirinya dari sela-sela lobang kecil kain brokat tersebut.
Sungguh, saya benar-benar terpana.
“Tapi, tyg juga selalu membawa permen dalam tas. Karena bisa jadi kadar gula darah tyg drop tiba-tiba. Kalau sudah drop begitu, tyg sempoyongan dan hampir pingsan.”
Saya tambah bengong. Bagaimana penderita kencing manis kok bisa mengalami drop gula darah seperti itu?
“Tapi… kenapa begitu?”
Si ibu tersenyum ramah melihat wajah saya yang keheranan.
“Begini, Bu, ada kalnya diet tyg terlalu ketat, atau mestinya tyg belum perlu suntik insulin, tapi tyg malah suntik, itu yang bikin gula darah langsung drop. Kalau begitu halnya, tyg harus segera minum air gula dua gelas.”
“Berarti Ibu betul-betul harus mengenal kondisi tubuh sendiri. Segala pertanda, sekecil apa pun, Ibu harus tahu persis, ya.”
“Betul sekali. Sekarang tyg sudah paham kalau kadar gula terlalu rendah, bagaimana pertandanya. Terakhir sempat drop, kadar gula darah hanya 71. Tyg sempoyongan, pandangan mata kabur dan hampir kehilangan kesadaran.”
Saya membayangkan kondisinya. Betapa dia benar-benar harus mengontrol dirinya dengan ketat.
Ada lagi ceritanya yang lebih mengenaskan. Adik iparnya (adik dari suaminya), juga menderita penyakit kencing manis yang amat parah. Kedua kakinya sudah diamputasi, dari bawah lutut. Tak terbayang beratnya penderitaannya.
Saya tertegun. Tapi saya juga penasaran dan ingin tahu, kenapa bisa separah itu. Berarti si adik ipar tidak mengontrol penyakitnya dengan baik.
“Kenapa harus diamputasi? Apakah sedemikian parahnya?”
“Iya, Bu. Lukanya berawal dari telapak kaki, merambat naik dan membusuk sampai ke tulang kering.”
Ya, ampun!
“Saya juga tidak mengerti, kenapa dia tidak mengontrol penyakitnya,” lanjutnya pelan.
Sedih sekali rasanya mendengar ceritanya.
Saya jadi ingat dengan seminar kesehatan yang pernah saya hadiri juga beberapa jurnal kesehatan yang pernah saya baca. Dari cerita di atas, dapat saya simpulkan bahwa pankreas mereka sudah tidak berfungsi sebagaimana mestinya atau pankreas gagal menghasilkan insulin. Awalnya mungkin pola makan yang tidak bagus.
Salah satu satu fungsi pankreas adalah memproduksi insulin yang berguna untuk mengatur kadar gula darah. Ketika pankreas gagal menghasilkan insulin yang cukup untuk mengatur gula darah, maka muncullah penyakit Diabetes Melitus. Semakin tidak cukup insulin yang tersedia, semakin besarlah risiko yang dialami si penderita. Itulah sebabnya kenapa mereka perlu insulin dari luar. Tapi masalah timbul bila si penderita kurang mengenali tubuhnya, maka bisa terjadi Hipoglikemia yaitu suatu kondisi ketika tubuh kelebihan insulin yang menyebabkan gula darah turun drastis.
Saya pernah mendengar bahwa penyakit kencing manis itu tidak bisa sembuh, tetapi hanya bisa dikontrol. Kalau pankreas sudah kehilangan fungsinya dengan kata lain pankreas gagal menghasilkan insulin, sepertinya pernyataan itu benar karena tak ada lagi yang mengatur kadar gula darah. Dengan kata lain, si penderita harus mengontrol kadar gula darahnya secara “manual”.
Lalu, bagaimana caranya agar bisa terlepas dari penyakit kencing manis? Bagaimana agar jangan sampai pankreas gagal menghasilkan insulin? Mungkin satu-satunya cara adalah: harus ada sesuatu yang bisa mengembalikan fungsi pankreas. Barangkali patut dicoba mengkonsumsi Applesc (Apple Stem Cell) dari Biogreen Science. Salah satu manfaat Applesc ini adalah memperbaiki fungsi organ-organ tubuh yang terganggu, termasuk pankreas.