Pengalaman Pertama
Sore itu saya sedang asyik menerjemah ketika seseorang nge-chat saya di FB.
“Mbak, alamat surelmu apa? Ada klien sedang mencari penerjemah English-Balinese.”
Tanpa pikir panjang, saya langsung menjawab:
“Ini alamat email saya, Non, dn.pusparini@gmail”
Sesaat kemudian….
“Makasih, sudah saya sampaikan, Mbak.”
“Hatur nuhun, Neng.”
Kemudian katanya lagi:
“Oh, iya, Mbak Desak, by the way, saya pakai rate sekian dolar per sekian kata. Sebagai referensi saja, silakan charge lebih tinggi, hehehe….”
Yang nge-chat saya adalah si cantik Evina, si multitalented: translator, interpreter, fotografer, gitaris, apa lagi ya? Sungguh mengagumkan Nona satu ini, udah cantik, pinter, ramah pula. Salut!
Sejenak kemudian saya lanjut menerjemah lagi.
—————-
Tak berapa lama ada email masuk dari sebuah agensi di Inggris, minta agar saya mengirim penawaran untuk terjemahan pasangan bahasa English-Balinese. Saya sempat bimbang mau pasang rate berapa (maklum, newbie). Sebelumnya saya memang sempat bertanya kepada beberapa penerjemah English-Javanese, berapa rate yang layak untuk pasangan bahasa tersebut. Karena menurut saya pasangan English-Javanese pasti setara dengan English-Balinese. Jawaban yang saya dapatkan seputar 5-9 sen per kata.
Di satu sisi saya ingat dengan pesan Jeng Evina yang bilang:
”… saya pakai rate sekian dolar per sekian kata. Sebagai referensi saja. Silakan charge lebih tinggi.”
Makna tersirat yang saya tangkap:
”… saya pakai rate sekian dolar per sekian kata. Sebagai referensi saja. Jangan charge lebih rendah dari itu.”
Sekian dolar per sekian kata si Nona ini sama dengan sekian belas sen per kata. Saya yang baru pertama kali berhubungan dengan agensi asing, merasa rate itu terlalu tinggi untuk saya. Tapi di satu sisi saya juga merasa tidak etis kalau memasang rate yang lebih rendah dari rate yang telah dipasang oleh oleh Neng Vina, karena kami berada dalam agensi yang sama apalagi dia yang merekomendasi saya.
Setelah berpikir sejenak, akhirnya, saya balas email tersebut dan memberikan rate yang sama dengan Neng Vina. Saya pikir, kalau pun ditolak, berarti saya tidak berjodoh dengan agensi ini. Kalau memang rezeki, pasti takkan kemana. Di luar dugaan, email saya langsung dibalas dalam sekian menit. Terjadilah beberapa kali balas-balasan email. Mereka juga menanyakan berapa rate saya untuk pasangan English-Indonesian. Saya jawab dengan harga yang sama juga. Pertanyaan berikutnya, apakah saya bisa ‘proofreading’ dan berapa rate-nya. Saya langsung jawab, rate proofreading untuk kedua pasangan bahasa tersebut adalah 50% dari rate terjemahan. Tak saya duga, mereka sama sekali tidak menawar.
Email berikutnya menanyakan apakah hari itu saya bisa melakukan proofreading, untuk pasangan bahasa English-Balinese. Kali ini, sebelum menjawab saya ingin melihat dulu seberapa besar file-nya. Tak lama kemudian, file dikirim dengan disertai pertanyaan berapa lama saya minta waktu. Setelah memeriksa filenya, saya langsung jawab, saya minta waktu satu hari. Mereka setuju, tanpa sedikit pun menawar waktu lagi. Sebenarnya saya bisa mengerjakannya tidak lebih dari dua jam, karena materinya tidak sulit dan file-nya tidak terlalu besar. Tetapi untuk menjaga segala kemungkinan, lebih baik saya minta waktu yang lebih panjang. Seandainya pun selesai lebih awal, ya, berarti bisa ngirim lebih cepat.
Saya langsung mulai mengerjakannya. Bahasa Bali adalah bahasa sehari-hari saya dan saya biasa menggunakan Bahasa Bali di rumah, sehingga saya tidak menemui kesulitan untuk itu. Secara umum terjemahan yang saya terima cukup bagus, hanya kurang konsisten, apakah mau menggunakan Bahasa Bali halus atau Bahasa Bali madya. Karena sebagian terjemahannya menggunakan bahasa halus dan sebagian lagi madya, saya putuskan untuk menggunakan yang halus saja. Menurut saya lebih aman, karena materi ini semacam pemberitahuan atau pengumuman yang sifatnya formal. Jadi, akan lebih aman dengan menggunakan Bahasa Bali halus saja.
Setelah selesai, saya langsung mengirim pekerjaan saya. Saya pikir, kalau sudah selesai kenapa ditunda. Sehingga saya bisa lanjut menggarap novel. Sekian menit kemudian, ada balasan.
Hi Desak,
Thanks so much for delivering the job! So fast, very much appreciated!
Just want to get an idea what you think of this translation? Was it acceptable at all?
Thank you.
Saya pun menjawab apa adanya, bahwa secara umum terjemahannya cukup baik, hanya ada beberapa yang saya perbaiki terutama dalam konsistensinya. Sejenak kemudian ada balasan lagi.
Wonderful, thanks so much Desak, I will pass your opinion over to the client!
Thanks so much for your help. Balinese is a very rare language to us, I am glad to have you in our contact list!
Best regards
—————-
Ini pengalaman pertama saya berhubungan dengan agensi asing. Menyenangkan, tak kalah menyenangkan dengan menerjemah novel 😉 Untuk Neng geulis Evina, hatur nuhun yaa, karena sudah merekomendasikan saya. Gara-gara dikau saya jadi kenal agensi asing. 😉
Wira Mahendra
October 10, 2013 @ 11:41 pm
waw.. mantap.. joss gandos bu.. salut.. selamat, semoga menjadi jalan kesuksesan selanjutnya.. 🙂
Desak Pusparini
October 10, 2013 @ 11:52 pm
Terima kasih, Wira, sukses juga untuk dirimu (ngga peduli motivasinya apa) 😀 Pokoknya, sukses yaa….
lolyna
October 12, 2013 @ 2:00 am
Hai Mbo Desak,
Saya dulu tinggal di Bali 7 tahun, dan kebetulan sy kagum lihat Mba Desak krn penerjemah dari Bali, sy suka sekali tgl di Bali dulu.
Kebetulan pula, we have same lost in translation as well, krn kuliah tdk menjurus pd sastra Inggris sebelumnya.
Tp akhirnya sy sadar, sy ingin jd penerjemah, boleh tahu awal trik n tipsnya mba untuk jd penerjemah buku? Sy harus ke mana dan apa dulu yah? Skrg sy penerjemah reguler utk film Inggris-Indonesia, tp cita2 sy sbnrnya ingin jd penerjemah buku. Trmksh dan mohon wejangannya. 🙂
Desak Pusparini
October 13, 2013 @ 8:09 pm
Halo Mbak Lolyna, salam kenal dan terima kasih sudah berkunjung ke blog saya 🙂 Dulu, untuk memulai sbg penerjemah saya bergabung dengan milis Bahtera (tempat ngumpulnya para penerjemah). Di sana ada banyak pembahasan tentang seluk beluk dunia penerjemahan dan peluang-peluang atau iklan yang berhubungan dengan penerjemahan. Baik dari penerbit atau pun dari agensi. Coba deh Mbak gabung di sana. Kemudian, langkah berikutnya, saya memasukkan lamaran di beberapa penerbit dengan melampirkan CV dan contoh terjemahan. Mbak bisa juga coba langkah itu, coba deh 🙂