Editor Dadakan
Dua minggu terakhir ini saya punya murid baru, murid privat komputer. Seperti biasa, murid-murid privat saya selalu membawa pekerjaan kantornya dan materi yang saya ajarkan memang mengikuti apa kebutuhan mereka. Begitu juga yang ini, murid saya adalah karyawati hotel yang harus membuat berbagai jenis laporan.
Yang menarik adalah, si murid ini terbiasa berbicara dalam Bahasa Inggris tapi lemah dalam tulis-menulis. Karena sebelum menempati posisinya yang sekarang, di tempat kerjanya yang terdahulu, posisinya mengharuskan dia selalu berhubungan langsung dengan tamu-tamu mancanegara dan jarang menulis. Jadi, tidak heran bahasa lisannya cukup bagus.
Nah, ketika dia menempati posisinya yang sekarang, dia harus lebih banyak di depan komputer dan membuat laporan tertulis yang nota bene dalam Bahasa Inggris. Di sinilah dia mulai merasa mengalami kesulitan karena jarangnya menulis dalam Bahasa Inggris, sebab selama ini lebih banyak berkomunikasi secara lisan. Seperti sore tadi, ketika dia membawa draft pekerjaan kantornya. Sebelum mulai memberi petunjuk tentang bagaimana caranya untuk mengerjakan pekerjaannya itu, terlebih dahulu saya membaca dan memperhatikan dengan saksama supaya saya juga jelas apa yang dibutuhkannya.
Saat itulah saya menyadari ada begitu banyak kesalahan dalam penulisannya, yang tadinya saya kira hanya sebuah typo. Tapi kemudian saya yakin itu bukan typo karena ada begitu banyak kesalahan tulis bahkan untuk kata-kata yang sangat sederhana. Saya merasa bersalah kalau tidak memberitahu kesalahan tulis tersebut. Maka, saya pun menunjukkannya. Eh, dia tertawa dan mengakui kekurangannya. Dia menyadari hal itu karena selama ini dia lebih banyak berkomunikasi secara lisan dan agak lupa dengan penulisannya.
Akhirnya, sejak itu, selain menjadi guru privatnya, saya juga menjadi editor pribadinya setiap dia membawa dokumen yang hendak dikerjakan. Kalau dipikir-pikir saya kebalikan dari dia. Untuk bahasa Inggris, saya lebih suka menulis dan membaca (dan menerjemahkan tentu saja) dari pada berbicara. Maklum, karena tidak ada lawan bicara sehari-hari di rumah atau pun di seputar lingkungan saya, maka bisa dimaklumi dalam bahasa percakapan saya cukup belepotan.
Anonymous
November 30, -0001 @ 12:00 am
Terima kasih, Mas Tanto, sudah mampir dan komen di blog saya. Salam kenal juga :)Kalau mau kuliah di UT, bisa daftar tiap semester (bukan tiap tahun seperti PT pada umumnya). Langsung aja datang ke Sekretariat UT di kota Mas Tanto. Btw, Mas Tanto tinggal di mana?