Bagi saya internet itu seperti perpustakaan raksasa, apa pun yang kita cari hampir semua ada jawabannya. Ketika saya menerjemahkan materi dari Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia atau sebaliknya, bila ada frasa sulit yang susah dicari padanannya, saya bisa mengandalkan Google untuk mencari referensi. Setelah berusaha dan tetap tidak ketemu padanan yang memuaskan, saya bisa bertanya pada teman-teman seprofesi di grup komunitas penerjemah, tentu dengan mencantumkan konteksnya. Biasanya dengan senang hati teman-teman memberi masukan dan membuka pintu untuk diskusi. Tetapi hal ini tidak berlaku untuk Terjemahan Bahasa Bali.
Ketika saya harus menerjemahkan ke Bahasa Bali, saya kesulitan mencari teman diskusi. Memang sehari-hari saya lebih banyak menggunakan Bahasa Bali halus, tapi itu tidak berarti saya tidak pernah mengalami kesulitan dalam menerjemahkan ke Bahasa Bali. Terutama untuk idiom-idiom. Kalau naskahnya berupa bahasa sehari-hari, tentu tak terlalu sulit.
Berikut adalah salah satu contoh terjemahan yang cukup bikin saya memeras otak.
“Simplicity on Knowledge, Understanding in Diversity (Kesederhanaan pada Pengetahuan, Pemahaman dalam Keragaman).
Hanya beberapa kata memang, tapi saya harus berpikir keras untuk mendapatkan terjemahan terbaik. Kalimat di atas akan dipakai dalam sebuah spanduk. Saya merasa perlu teman diskusi untuk mendapatkan padanan terbaik.
PUCUK DICINTA ULAM TIBA
Saat berpikir ini, saya teringat dengan seorang tetangga yang guru besar di Unud. Beliau ahli sejarah sekaligus ahli Bahasa Bali. Saya yakin beliau pasti berkenan membantu. Pucuk dicinta ulam tiba! Tiba-tiba beliau muncul di rumah saya. Saya memang sering mengedit karya tulis beliau. Setelah basa-basi sejenak, langsung saja beliau saya “todong”. Tak saya duga responnya sangat baik. Ternyata yang membuat beliau antusias adalah karena ada orang yang serius bertanya tentang bahasa daerah yang amat dicintainya. 😀
Terjadilah diskusi yang panjang. Beliau juga perlu waktu yang cukup untuk mencari padanan yang paling pas untuk terjemahan tersebut. Beliau menjelaskan bahwa kalimat tersebut tidak boleh diterjemahkan kata per kata karena itu semacam idiom.
Di akhir diskusi kami mendapatkan terjemahan yang cantik.
Simplicity on Knowledge = Samapta Maring Jnana
Understanding in Diversity = Premana Maring Sapweka.
Saya senang sekali dengan terjemahan ini. 😀
Oh, ya, Bapak Profesor ini baiiik hati banget. Keesokan harinya saya dibawakan Kamus Bahasa Bali yang kelihatannya cukup tua dilihat dari warna sampul depannya yang agak pudar. Beliau juga bilang, kapan pun saya butuh beliau, jangan sungkan-sungkan untuk menghubunginya. Kalau saya butuh kamus lain atau buku-buku lain tentang Bahasa Bali, beliau mempersilakan saya berkunjung ke rumahnya. Baik sekali, bukan?
Ah, beruntungnya saya!
Dalam usianya yang di atas 70 tahun, beliau masih cukup enerjik. Sayangnya, beliau kurang familiar dengan internet. Saya merasa tak enak hati kalau sering-sering mengganggunya. Karena itulah, saya merasa perlu masuk ke sebuah grup atau forum (di internet), yang topik pembahasannya tentang Bahasa Bali. Adakah yang bisa membantu saya?
Saat ini telah ditemukan teknologi baru di dunia kesehatan yaitu Bioteknologi Stem Cell. Para ilmuwan tengah mengembangkan pemanfaatannya untuk mengatasi berbagai jenis penyakit yang relatif sulit diobati seperti stroke, jantung, kanker, kencing manis dan penyakit lainnya.
Pemanfaatan stem cell (sel punca) dalam pengobatan klinis sangat memungkinkan karena kemampuannya dalam membelah diri menjadi sel-sel tipe lain dan memperbaharui diri sendiri untuk memproduksi lebih banyak lagi sel-sel induk yang baru. Fungsinya adalah untuk memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, yang disebabkan oleh berbagai hal.
Hanya saja, saat ini penerapan transplantasi sel punca yang berbasis teknologi tingkat tinggi ini masih sangat mahal. Hal itu disebabkan sel punca masih diambil dari sumsum tulang, darah dan jaringan tubuh lainnya, kemudian diperbanyak dengan teknologi tinggi untuk diterapkan pada organ-organ tubuh yang memerlukannya.
Sampai kemudian ilmuwan di Swis menemukan pohon apel langka yang mempunyai kemampuan unik dan luar biasa. Ketika batang pohon apel ini digores atau ketika buah apel yang masih berada di pohonnya tergores, secara ajaib mereka bisa menyembuhkan diri sendiri dalam waktu cepat. Ketika sudah dipetik, buah apel langka yang bernama Uttwiler Spatlauber ini dapat bertahan segar berbulan-bulan, kesegarannya bertahan jauh lebih lama ketimbang buat apel pada umumnya.
Para ilmuwan di Mibelle Biochemistry (Mibelle Group), Swis kemudian menelitinya dan menemukan daya hidup yang tak terbatas dari sel induk apel ini. Mereka lalu mengembangkan sel induknya yang mempunyai kemampuan menyembuhkan diri yang tentunya sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Maka, terciptalah produk kesehatan Apple Stem Cell Plus (ASC Plus) yang kemudian dipasarkan oleh Biogreen Science yaitu perusahaan asli Indonesia, satu-satunya perusahaan yang memiliki hak untuk memasarkan produk ini ke seluruh dunia. Biogreen Science bekerja sama langsung dengan penemu teknologi ini yaitu Dr. Fred Zulli yang sekaligus sebagai pendiri Mibelle Biochemistry Switzerland, 22 tahun yang lalu.
Produk yang berbahan dasar sel induk apel langka ini juga mengandung empat bahan aktif lainnya yaitu:
1. Argan Tree Stem Cell (sel induk pohon Argan, pohon langka yang hanya tumbuh di Maroko)
2. Glutathione (Super Antioksidan)
3. Minyak ikan salmon
4. Vitamin C
Ketika ASC Plus ini dikonsumsi, dia akan mampu memperbaiki sel yang rusak, mengaktifkan sel yang tidur dan meregenerasi sel serta memperbaiki jaringan yang rusak.
Beberapa fungsi ASC Plus yang telah teruji secara klinis antara lain:
Membantu menormalkan sel-sel yang rusak dan mencegah sel kanker.
Membantu memperbaiki sel-sel pada rambut
Meregenerasi sel-sel tubuh dan melawan penuaan.
Mengandung sumber antioksidan yang tinggi
Membantu menguatkan metabolisme tubuh
Mencegah dan menghaluskan kulit kering dan kasar
Mengencangkan kulit longgar, tidak elastis dan menjaga kemudaan kulit.
Mencegah jerawat
Mencerahkan kulit kusam.
Satu lagu produk istimewa dari Biogreen Science adalah Bio Stem Cell Gold, yang mengandung tiga (3) bahan aktif yaitu: Apple Stem Cell, Ashwagandha dan Ginseng Korea.
Beberapa fungsinya:
Mengatasi permasalahan seks pada pria
Meningkatkan kualitas dan kuantitas sperma (mengatasi kemandulan)
Mengurangi stress dan kegelisahan
Meningkatkan daya ingat dan daya tangkap
Meningkatkan kinerja otot dan kekuatan otot
Meningkatkan daya tahan dan stamina
Membantu mengatasi masalah insomnia
Membantu mendapatkan tubuh ramping dan sehat
Meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Di samping kedua produk istimewa di atas, ada satu lagi dari Biogreen Science yang akan diluncurkan pertengahan September ini. Produk tersebut adalah Bio Stem Cell Serum yang penggunaannya diaplikasikan pada wajah dan area mata.
Manfaat Face & Eye Serum ini adalah:
Melindungi umur sel induk kulit dari stress akibat UV/sinar matahari
Menunda penuaan sel penting
Melawan penuaan kulit wajah
Melindungi dari oksidasi protein kulit
Mengembalikan ketahanan kulit
Melindungi dan mengaktifkan faktor umur panjang dalam sel-sel kulit
Meremajakan dan melindungi kulit pada tingkat sel
Melindungi keremajaan kulit dengan mengaktifkan Klotho
Menguatkan pertahanan sel melalui aktivitas mimetik pembatasan kalori
Memperkuat, menghaluskan dan melembabkan kulit
Serum ini mengandung enam (6) bahan aktif yang dikembangkan dari bahan-bahan alami yang berkualitas tinggi, yaitu:
Apple Stem Cell
Grape Stem Cell
Alp Rose Stem Cell
Stem Cell Argan
Snow Algae Powder
DermCom
Lalu bagaimana cara mendapatkan produk-produk bagus ini? Biogreen Science memasarkan produknya dengan sistem Network Marketing alias tidak dijual secara bebas di pasaran. Kita tidak disarankan berjualan. Kita hanya perlu memakai produk tersebut kemudian mengenalkannya pada orang-orang yang juga ingin memakai produk tersebut. Hanya itu. Setelahnya, sistem akan bekerja secara otomatis.
Ada dua alasan utama kenapa perusahaan memilih memasarkan produknya dengan sistem Network Marketing, yaitu:
Mencegah kemungkinan adanya pemalsuan produk. Kita tahu apa pun bisa dipalsu saat ini.
Mengalihkan biaya promosi kepada para member/pemakai produk berupa kompensasi bonus yang menarik. Biaya promosi plus biaya distribusi terkadang jauh lebih tinggi dari harga pokok sebuah produk. Belum lagi membayar model atau artis, misalnya. Jadi, semua biaya promosi tersebut dialihkan untuk para member.
Perlu diketahui Network Marketing tidak identik dengan MLM (Multi Level Marketing). Ada perbedaan mendasar di antara keduanya. Apa perbedaannya bisa kita cari dengan gampang lewat Google. Saya tidak akan membahasnya di sini karena itu akan membuat artikel ini jadi panjaaaaang banget dan tidak fokus. 😉
Tetapi menurut saya sebagus atau sehebat apa pun kompensasi bonus yang ditawarkan, tidak akan berguna tanpa didukung produk yang bagus. Produk yang ditawarkan dengan Network Marketing harus benar-benar unik, satu-satunya dan berkualitas tinggi, serta sudah teruji secara klinis. Biogreen Science memiliki keduanya, produk yang bagus dengan sistem kompensasi yang sangat menarik.
Memang semenarik apa sih kompensasi bonusnya? Menarik banget dan gampang pula. Super gampang malah.
Dengan membeli dan memakai produknya kita sudah otomatis menjadi member. Kemudian, kalau kita mengenalkan produk ini pada dua orang dan orang tersebut tertarik membeli, kita langsung dibayar oleh perusahaan sebesar $30 x 2 (bonus sponsoring), plus bonus ‘pairing’ sebesar $22,5. Begitu selanjutnya.
Lalu bagaimana kalau kedua orang tersebut tidak tertarik masuk ke sistemnya, tapi hanya sebagai pengguna saja karena produknya yang bagus? Apakah ada keharusan untuk menjadi member? Tentu saja tidak ada keharusan. Kita bebas di sini. Kalau orang tersebut tidak mau ikut join, kita bisa join atas nama sendiri. Alias, kita bisa rejoin berkali-kali dan mendapatkan semua bonus tersebut. Hanya itu? Simple amat? Iyaaa, perusahaan berusaha membuat sistem sesederhana mungkin dan menguntungkan bagi para membernya. Satu lagi, bonus kita dibayarkan harian. Tidak ada istilah tupo atau tutup poin untuk mengklaim bonus kita.
Dapet sehatnya, dapet duitnya. 😉
Simple kan? Hidup ini sudah cukup ruwet, jadi… tidak usah ada sistem yang ruwet-ruwet lagi, bukan? 😀
Anda tertarik ingin tahu lebih lanjut? Sila kontak saya. 😉
Kita semua pasti mengenal Candi Borobudur minimal dari pelajaran sejarah yang kita pelajari di sekolah. Selama ini kita meyakini bahwa Candi Borobudur didirikan oleh penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan Dinasti Sailendra dari Kerajaan Mataram Kuno. Hal ini terlihat dari fakta yang ada yaitu adanya ribuan relief Buddha di dindingnya dan ratusan candi Buddha. Para arkeolog pun tidak membantah hal tersebut.
Kemudian, ketika terbit sebuah buku yang berjudul “Borobudur Peninggalan Nabi Sulaiman”, maka, sebagian masyarakat pun terhenyak. Terjadilah perdebatan di forum-forum tertentu yang membantah teori-teori yang ada di buku tersebut.
Seno Panyadewa, sang penulis “Misteri Borobudur” merasa penting membuat sebuah buku sanggahan untuk meluruskan pandangan-pandangan yang salah tentang Borobudur. Karena menurutnya bila ada sebuah buku yang tidak sesuai dengan kenyataan, maka selayaknya disanggah dengan sebuah buku pula. Sejarah tetaplah sebuah sejarah yang tidak boleh direkayasa demi apa pun. Tapi tentu saja sang penulis menyusun buku ini dengan dasar-dasar yang kuat baik dari segi logika, bukti arkeologis, bukti ilmiah dan bukti studi ikonografi.
Buku ini mengupas tuntas teori-teori yang mengatakan bahwa Borobudur adalah peninggalan Nabi Sulaiman. Seno Panyadewa kemudian memeriksa dan membandingkannya dengan bukti-bukti dari berbagai penelitian ilmiah untuk membuktikan apakah Candi Borobudur yang agung ini peninggalan Nabi Sulaiman atau peninggalan Dinasti Sailendra.
Bagaimana isi lengkap buku ini? Nah, buku ini sudah beredar di toko-toko buku terkemuka kesayangan Anda atau kalau Anda malas pergi ke toko, Anda bisa kontak saya atau langsung ke penerbitnya, Penerbit Dolphins.
Seorang Jake Freedman memiliki banyak alasan untuk membenci Alex Costarella, dan dia nyaris tak bisa menahan kesabaran untuk segera melaksanakan rencananya. Segera, secepat mungkin, ia akan memiliki semua bukti untuk mendakwa Alex Costarella atas tindakannya yang bagai burung bangkai, “memakan bangkai” perusahaan bangkrut, yang sengaja dibuat bangkrut, untuk menggendutkan rekening bank pribadinya. Setelah melakukan pembalasan, Jake bisa menghilang untuk selamanya. Sementara ini, keinginannya yang kuat untuk menjadi tangan kanan Costarella dalam bisnis likuidasi tidak boleh ada cacat sedikit pun.
“Hari Minggu ini adalah Hari Ibu,” kata seorang pria tinggi besar, menatap Jake dengan pandangan menduga-duga. ‘”Kau tidak punya keluarga, kan?”
Tidak sejak kau membantu membunuh ayah tiriku.
Jake berhasil tersenyum sedih. “Aku kehilangan kedua orangtuaku di masa-masa remaja.”
“Ya, aku ingat kau pernah berkata demikian. Sesuatu yang amat sulit bagimu. Tapi kau sangat mengagumkan, kau bisa terus maju menjalani hidupmu, karirmu maju pesat dan kau bekerja dengan sangat luar biasa.”
Setiap langkah yang diambilnya telah dibakar oleh ambisi untuk menjatuhkan orang ini.Dan Jake akan melakukannya. Memerlukan waktu sepuluh tahun untuk mencapai titik ini–akuntansi, hukum, mempelajari bisnis Costarella dari dalam, mendapatkan kepercayaannya. Hanya beberapa bulan lagi sekarang …
“Aku ingin kau bertemu putriku.”
Perasaan kaget menyentakkan Jake dari renungan rahasianya dan menutup rapat tekad kejamnya. Dia tidak pernah berpikir mengenai keluarga si burung bangkai ini, atau apa efek tindakannya nanti yang mungkin akan terjadi pada mereka. Dia mengangkat alisnya meminta penjelasan. Apakah sang putri akan masuk ke bisnis ayahnya atau… apakah ini semacam upaya aneh perjodohan?
“Laura sungguh cantik di mata pria mana pun. Gadis yang cerdas, mandiri dan juru masak yang hebat,” Costarella berkata dengan senyum ramah penuh harap. “Ayo makan siang di rumahku pada hari Minggu dan kau lihatlah sendiri.”
Sebuah promosi dagang! Dan jebakan untuk sebuah hubungan sudah dibuat!
Jake selalu berusaha menghindari keterlibatan terlalu dekat dan pribadi dengan siapa pun yang berhubungan dengan orang ini. Tangannya bergerak secara naluriah dengan sikap negatif. “Kehadiranku akan mengganggu kebersamaan dengan keluarga Anda.”
“Aku ingin kau datang, Jake.”
Ekspresi wajah pria gagah ini tidak menoleransi penolakan. Wajah dengan garis-garis yang kuat, tampan, dibingkai oleh rambut tebal berwarna abu-abu dan didominasi oleh mata berwarna hijau baja–wajah yang penuh kepercayaan diri seorang pria yang mampu dan telah mengatur segala sesuatu dan mengarahkannya sesuai kehendaknya. Jake seketika menyadari bahwa bila ia bersikeras menolak undangan itu, wewenang persetujuan yang memberinya akses ke bukti yang ia perlukan bisa hilang. “Anda sangat baik hati,” ia menyunggingkan senyum menghargai. “Jika Anda yakin aku akan diterima …”
Keraguan itu jelas tidak relevan. Apa yang diinginkan Costarella, harus dia lakukan. ‘Datanglah pukul sebelas tiga puluh,” kata pria itu tanpa ragu-ragu. “Kau tahu di mana aku tinggal?”
“Ya. Terima kasih. Aku sungguh menantikan saat-saat itu.”
“Bagus. Sampai jumpa nanti.” Mata abu-abunya berkilauan penuh kepuasan. “Kau tidak akan kecewa.”
Jake mengangguk, menyembunyikan penolakannya seelegan mungkin, sadar bahwa ia harus datang pada hari Minggu, sadar bahwa ia harus menunjukkan ketertarikan pada putrinya, dan ia membenci ide itu sampai ke tulang sumsum.
*****
Dari sinilah mulai terjadi jalinan kisah yang tak terduga. Dalam pertemuan pertama Jake sudah amat terkesan oleh penampilan Laura. Bukan karena cantik saja, tetapi sikap mandiri, kecerdasan dan ketegasan karakternya sangat menonjol. Juga sikapnya yang amat ramah. Jauh dari kesan putri manja dan tinggi hati seperti yang diduga sebelumnya. Begitu juga Laura, untuk pertama kalinya gadis ini merasa jatuh cinta, benar-benar jatuh cinta. Sebelumnya dia tidak pernah percaya pada lelaki yang dianggapnya selalu mempunyai motif-motif tertentu setiap kali ada yang mendekatinya. Pada diri Jake dia melihat sesuatu yang lain.
Di satu sisi Jake punya rencana untuk menghancurkan keluarga ini. Rencana yang sudah dirancangnya dengan amat sempurna. Jake menyadari Laura jatuh cinta padanya yang mestinya makin memberinya peluang untuk mempermudah menghancurkan keluarga Costarella, seperti keluarganya yang telah dihancurkan oleh Alex. Namun Jake, yang pada dasarnya adalah orang yang baik hati, merasa berada dalam dilema. Dia merasa bersikap tak adil pada Laura yang begitu mempercayainya. Apa yang harus dilakukannya? Bagaimana sikap Laura setelah mengetahui tujuan Jake masuk ke perusahaan ayahnya? Akankah dia kecewa lagi karena ternyata lelaki itu juga mempunyai motivasi tertentu? Jake kini memegang bukti-bukti kecurangan ayahnya dan siap menggiring ayahnya ke penjara. Kepada siapa Laura mesti berpihak? Apakah kepada ayahnya yang jelas-jelas bersalah atau kepada Jake, lelaki yang amat dicintainya tetapi juga yang telah ‘menipunya’?
*****
Silakan baca selengkapnya, cari novelnya di toko-toko buku kesayangan Anda, dan bersiaplah menahan napas mengikuti adegan demi adegan. 😀 Selayaknya kisah roman, di novel ini juga terdapat beberapa adegan yang “mencekam” namun juga indah dan menyentuh perasaan. Adegan ini memang dibutuhkan untuk mendukung jalinan cerita, bukan sesuatu yang dipaksakan hanya untuk memberikan kesan “panas.”
Akhirnyaaa, Sabda Palon 4 yang merupakan kelanjutan dari Sabda Palon seri-seri sebelumnya, terbit sudah. Buku ini amat ditunggu-tunggu oleh para penggemarnya terutama yang sudah membaca seri 1, 2 dan 3. Tentu saja karena mereka penasaran dengan jalinan cerita berikutnya.
Dalam Sabda Palon 4 ini secara garis besar menceritakan bagaimana saat-saat mulai melemahnya Kerajaan Majapahit yang dimulai ketika Bhre Kertabumi, Putra Mahkota Majapahit menyelir Siu Ban Ci, putri seorang saudagar Tionghoa yang cantik jelita. Bhre Kertabumi tidak mengindahkan nasihat punakawannya yang sakti dan amat setia yaitu Sabda Palon.
Dengan mata batinnya, Sabda Palon bisa melihat dengan jelas bahwa putri jelita inilah yang akan mengawali jatuhnya Majapahit. Mulailah terjadi berbagai intrik yang pelan tapi pasti mengarah pada kehancuran Majapahit.
Patut disayangkan, tapi itulah cerita sejarah yang telah terjadi yang tak bisa dihindari.
Silakan baca jalan cerita selengkapnya hanya di Sabda Palon seri 4.
Sekali lagi, saya mendapatkan kesempatan menerjemahkan sebuah buku bagus. Senang tak terkira karena ada banyak hal yang bisa dipetik dari buku ini yang bisa diterapkan dalam kehidupan saya.
I Moved Your Cheese (IMYC), menilik dari judulnya banyak yang mengira buku ini adalah sekuel dari Who Moved My Cheese? (WMMC) yang pernah jadi bestseller hampir satu dekade yang lalu. Tidak, IMYC bukanlah sambungan dari WMMC, penulisnya pun berbeda. IMYC terlahir setelah penulisnya membaca WMMC dan merasa ada yang harus diluruskan. Jadi, IMYC lebih sebagai koreksi sekaligus melengkapi pesan-pesan dalam buku WMMC yang dirasa kurang.
*******
Jika Anda seekor tikus yang terjebak dalam sebuah labirin dan seseorang terus mengambil keju Anda, apa yang akan Anda lakukan?
Buku laris ‘Who Moved My Cheese?’ memberikan jawaban untuk pertanyaan ini: “terimalah bahwa perubahan tidak bisa dihindari dan berada di luar kendali Anda. Jangan membuang waktu untuk bertanya-tanya mengapa hal tersebut terjadi, hindari masalah dan mulailah mencari keju lagi.”
Jawaban ini dianggap kurang cocok oleh Deepak Maholtra, seorang Profesor di Harvard Business School. Menurutnya, keberhasilan di bidang inovasi, kewirausahaan, kreativitas, kepemimpinan, dan pertumbuhan bisnis–serta pertumbuhan kepribadian–tergantung pada kemampuan kita untuk mendobrak batas-batas yang ada, membentuk ulang lingkungan kita, dan menjalankan aturan yang berbeda: aturan kita sendiri. Tidak sekadar menerima apa yang diberikan.
Dengan pemikiran tersebut dalam benaknya, Profesor Deepak Malhotra kemudian menulis buku IMYC dan menawarkan jawaban yang sangat berbeda untuk pertanyaan tersebut. Dalam IMYC, Malhotra menceritakan sebuah kisah inspiratif tentang tiga ekor tikus petualang yang unik–Max, Big, dan Zed—yang menolak untuk menerima kenyataan begitu saja. Kita seperti menonton kehidupan mereka yang terpampang jelas dan saling bersinggungan. Kita melihat bahwa daripada hanya mengejar keju secara membabi buta, kita semua sebenarnya memiliki kemampuan untuk melarikan diri dari labirin atau bahkan membentuk ulang labirin sesuai dengan keinginan kita.
Dalam menghadapi kebiasaan-kebiasaan yang telah mengakar, ide-ide tradisional, sumber daya yang langka, dan tuntutan atau harapan dari orang lain, seringkali kita meremehkan kemampuan sendiri untuk mengendalikan nasib kita sendiri dan mengatasi kendala yang kita hadapi. I Moved Your Cheese mengingatkan kita bahwa kita dapat menciptakan keadaan dan realitas baru yang kita inginkan. Tapi pertama-tama kita harus membuang terlebih dahulu pemikiran yang seringkali tertanam begitu dalam bahwa kita tidak lebih dari seekor tikus di dalam labirin orang lain.
*******
Bagaimana isi lengkap buku ini? Ayo, cari di toko-toko buku terdekat dan nikmati isinya. 😀
Siang itu saya sedang menyiapkan beberapa buku pesanan seseorang, ketika seorang tetangga saya berkunjung ke rumah untuk suatu keperluan. Beliau seorang Guru Besar di Universitas Udayana, ahli budaya dan sejarah. Melihat tumpukan buku di atas meja, beliau bertanya.
“Buku napi niki?” Tanyanya dalam Bahasa Bali halus.
“Buku Sabda Palon, Pak.”
“Sabda Palon? Fiksi? Atau buku Sabda Palon beneran?”
“Niki novel sejarah yang berlatar belakang Kerajaan Majapahit.”
“Tyang tahu tentang Sabda Palon. Apakah buku ini menceritakan Sabda Palon yang sebenarnya? Siapa penulisnya? Apa referensinya? Apakah si penulis punya sumber-sumber yang cukup kuat untuk mendukung tulisannya? Dari mana si penulis mendapatkan semua data-data ini?”
Waduh, saya dihujani berbagai pertanyaan oleh Pak Profesor ini. Saya pun berusaha menjelaskan sebisa mungkin, siapa penulisnya, apa referensinya dan lainnya yang bisa saya jawab. Untunglah saya pernah membaca apa dan siapa Mas Damar Shasangka, sang penulis, sehingga jawaban saya cukup memuaskan beliau.
Saya kenal cukup baik dengan Bapak Profesor ini, selain bertetangga juga karena kami sama-sama duduk di sebuah yayasan sehingga sering berinteraksi sehubungan dengan yayasan ini. Beliau salah satu Pembina di yayasan tersebut dan saya salah satu pengurus yayasan sebagai Sekretaris.
Setelah menghujani saya dengan berbagai pertanyaan seputar buku Sabda Palon (SP) ini, beliau minta satu, yang seri pertama. Saya bisa mengerti kenapa beliau begitu detail bertanya tentang buku ini karena Sabda Palon memang tokoh yang amat lekat di masyarakat Bali. Saya sendiri sudah mendengar cerita tentang Sabda Palon sejak SD dari kakek saya. Singkat cerita, beliau pun pamit dengan membawa sebuah buku.
*****
Beberapa hari kemudian, beliau datang lagi dan mengatakan bahwa sudah selesai membaca buku SP 1 tersebut. Wah, cepet sekali membacanya?
“Buku ini ada berapa seri?” Tanyanya.
“Yang ada sekarang sampai tiga seri, Pak. Tapi rencananya akan ada lima seri.”
“Sekarang tyang mau beli yang seri 2, nanti seri 3 tyang beli setelah selesai membaca yang seri 2.”
“Nggih, Pak.”
*****
Empat hari kemudian Bapak ini datang lagi. Minta yang seri 3. Sambil mengambil SP 3, beliau bertanya.
“Kapan kira-kira terbit yang seri keempat?”
“Kalau tidak salah, rencananya bulan November tahun ini, Pak.”
“Nanti kalau sudah datang, tolong sisihkan untuk tyang satu.”
“Nggih, Pak.”
*****
Akhir bulan lalu, tepatnya tanggal 30 Juli 2013, ketika ada rapat yayasan, saya bertemu Pak Profesor ini, dan beliau menanyakan buku SP 4.
“Belum terbit, Pak. Kan rencananya bulan November,” kata saya sambil tersenyum.
“Tyang ingin segera membaca sampai seri terakhir,” jawab beliau.
Iya, Bapak, seri keempat aja belum terbit, apalagi seri terakhir, kata saya, dalam hati tentu saja. 😀
Belakangan saya mengerti, rupanya beliau tidak sabar untuk segera mengetahui ending-nya, apakah sama dengan yang beliau ketahui selama ini.
Menerjemahkan buku memang mendatangkan sejuta kenikmatan. Salah satunya adalah kita bisa menyerap berbagai pengetahuan yang ada dalam buku tersebut. Seperti juga yang saya alami ketika menerjemahkan buku The Power of Self-Confidence. Saya merasa beruntung mendapat kesempatan menerjemahkan buku bagus ini. Banyak hal yang bisa diambil dan diterapkan dalam kehidupan saya.
The Power of Self-Confidence ditulis oleh Brian Tracy, ketua dan CEO Brian Tracy International yaitu sebuah perusahaan yang mengkhususkan diri dalam pelatihan dan pengembangan individu dan organisasi. Brian telah melakukan konsultasi untuk lebih dari 1.000 perusahaan dan menangani lebih dari 5 juta orang dalam berbagai pembicaraan dan seminar di seluruh Amerika Serikat dan lebih dari enam puluh negara di seluruh dunia. Dia juga telah menulis lima puluh lima buku yang menjadi bestseller dan sudah diterjemahkan ke dalam tiga puluh delapan bahasa.
Beberapa hal yang dibahas dalam buku ini antara lain:
Memperjelas dan menjalankan nilai-nilai moral dalam kehidupan Anda secara konsisten serta sedapat mungkin menjadi yang terbaik.
Menetapkan tujuan yang jelas dan membuat rencana tertulis untuk mencapai hal itu.
Berkomitmen pada diri sendiri untuk menguasai bidang yang Anda pilih dan melakukan peningkatan diri seumur hidup.
Memprogram pikiran bawah sadar Anda agar merespon dengan cara yang positif dan konstruktif untuk setiap masalah atau kesulitan yang menghadang.
Meminimalkan kelemahan dan memaksimalkan kekuatan Anda untuk pencapaian yang lebih tinggi. Dan banyak hal lagi.
Buku yang disampaikan dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami ini akan mengarahkan kita menjadi pribadi yang tak terbendung, tak terkalahkan, dan tidak gentar dalam setiap bidang kehidupan Anda, melalui kekuatan kepercayaan diri yang tak tergoyahkan. Anda akan menjadi orang yang mampu mengatasi hambatan sebesar apa pun.
Selengkapnya? Silakan cari di toko-toko buku terdekat, baca dan ambil manfaatnya. 😀
Kat and The Dare-Devil Spaniard (Kat dan Sang Kekasih Spanyol), sebuah novel romantis, diselingi adegan yang sedikit menegangkan, akan membuat pembaca menahan napas. 🙂
Sinopsis:
Semula ketika disuruh ayahnya ke yacht milik Carlos Guererro, Kat Balfour mengira ia mendapatkan hadiah liburan. Namun ketika sudah berada di atas yacht, seseorang mengulurkan sebuah celemek padanya, barulah ia tahu ia disuruh bekerja! Kat pernah bertemu Carlos beberapa tahun sebelumnya, dan ia tahu Carlos menyukai ketegangan serta pebisnis yang cerdas. Tetapi baginya, pria itu penuh misteri.
Terjebak di tengah laut bersama pria seperti Carlos, membuat Kat yang selalu dimanjakan keluarganya dan tidak pernah bekerja, nyaris hilang kendali.
Carlos begitu senang mendapatkan Kat sebagai pengurus rumah tangganya yang baru. Ia menyuruh Kat bekerja dan berusaha menuruti permintaan ayah Kat untuk mengajari wanita itu agar bisa mandiri.
Merasa tertipu, Kat begitu marah. Dia berusaha melarikan diri. Tentu saja itu sesuatu yang tidak mungkin. Dia berada di atas yacht di tengah lautan bebas, mau lari ke mana? Dalam keputusasaannya bercampur amarah, dia menceburkan diri ke tengah laut! Bagaimana cara Carlos menyelamatkan gadis itu?
Apakah Carlos berhasil memenuhi permintaan ayah Kat? Atau justru ia yang terjebak oleh pesona Kat?