“Angkihan Ben Nyilih”
“Ingat-ingat, badan adalah kendaraan titipan, jadilah supir yang bertanggungjawab, jadi saat kendaraan diminta, kita bisa menyerahkannya dengan tenang dan surat-surat lengkap”.
Kalimat ini saya kutip dari salah satu postingan adik bungsu saya di websitenya. Kalau diresapi betapa dalam maknanya dan sangat pas dengan ungkapan “angkihan ben nyilih” di atas. “Angkihan ben nyilih”, mungkin kita sering kali mendengar ungkapan itu diucapkan oleh orang tua kita. Yang menyatakan, bahwa kehidupan ini hanya “pinjaman” dan setiap saat bisa diambil kembali.Kemarin saya menghadiri upacara “nyiraman”, yaitu upacara memandikan jenazah salah seorang kerabat yang meninggal mendadak dalam usia yang relatif muda. Dapat dibayangkan, betapa kaget keluarganya karena selama ini tidak nampak ada gejala sakit yang serius. Begitu pula saat almarhum meninggalkan rumah untuk beraktivitas, masih sehat-sehat saja.
Saya sendiri juga tidak kalah kaget, ketika malam itu mendapat telepon yang mengabarkan kepergiannya. Saya bahkan bertanya, “Benarkah, serius??”
Salah satu rahasia Tuhan yang tidak terpecahkan adalah misteri waktu kematian kita. Manusia boleh bisa terbang ke bulan atau planet lainnya, tapi kita tidak pernah tahu kapan waktunya kita dipanggil Tuhan. Yang bisa kita lakukan hanyalah selalu berusaha berbuat baik kepada sesama, setidaknya berusaha untuk tidak menyakiti siapapun atau apapun dan mempersiapkan “bekal” sebanyak-banyaknya seandainya Tuhan tiba-tiba memanggil kita.