Tulisan Untuk Konten Indosat (1)
Beberapa hari yang lalu saya dihubungi oleh seorang teman penulis yang menawari saya untuk menulis beberapa artikel pendek untukl konten di website Indosat untuk segmen perempuan, Jenis tulisan yang diminta berupa tips yang bermanfaat bagi sidang pembaca. Tentu saja saya menyambut dengan riang gembira. Maklum, menulis bagi saya adalah sesuatu yang amat menyenangkan sebagai selingan yang menyegarkan tatkala sedang mumet oleh terjemahan. Apalagi kali ini ada kompensasinya. Berapa bayarannya? Rahasia, ah, yang jelas cukup menyenangkan untuk penulis pemula. 😀
Ada lima artikel pendek yang diminta, salah satunya adalah tulisan di bawah ini.
————————
MENJADI SAHABAT ANAK YANG SUDAH REMAJA
Ketika anak masih balita, kita bisa mengatur mereka, menentukan jam makannya, jam tidurnya, jam mainnya dan sebagainya. Begitu juga ketika dia mulai masuk SD, masih bisa diatur-atur agar nurut kemauan kita, bila perlu dengan sedikit “ancaman” atau hadiah.
Nah, ketika mereka sudah meningkat remaja, cara-cara itu tidak bisa dipakai lagi. Orang tua harus mencari cara lain yang lebih efektif dan tentunya bisa diterima oleh anak. Sering kali kita para orang tua menganggap anak-anak kita itu masih kecil. Padahal kenyataannya mereka sudah cukup besar. Karena menganggap masih kecil, sehingga kita masih saja menggunakan cara-cara yang lama. Lalu bagaimana caranya? Jadilah sahabat anak yang tepercaya. Caranya?
Pertama, sadarilah bahwa si anak sudah remaja yang mempunyai berbagai macam problema di luar sana. Entah itu masalah di sekolahnya, dengan teman-temannya. Di sinilah kita harus bijak sebagai orang tua. Dekati mereka dengan manis. Mulai dari pertanyaan-pertanyaan kecil yang kelihatannya remeh.
“Apa kabar sekolah hari ini?”
“Gimana guru-guru di sekolah tadi? Semua datang? Ngga ada bebas yaa?”
“Oh, ya, teman-temanmu di sekolah tadi ada yang nakal ngga?”
Percayalah, pertanyaan-pertanyaan ringan seperti itu, akan membuat si anak menjawab dengan lancar dan panjang lebar. Sehingga tanpa disadari dia akan bercerita apa saja yang dialaminya di sekolah. Mulai dari hal-hal yang menyenangkan, sampai hal-hal yang menjengkelkan. Akhirnya, lama-lama akan menjadi sebuah kebiasaan bagi si anak untuk bercerita apa saja pada kita, dan kita orangtuanya akan selalu menjadi orang pertama tempat dia bicara. Sehingga diam-diam kita bisa memantau suasana hati si anak tanpa disadarinya. Satu lagi, ketika si anak bicara, tunjukkan perhatian sepenuhnya, dengarkan dengan serius seolah-olah apa yang diceritakannya adalah sesuatu yang paling menarik di dunia. Ini akan membuat si anak selalu bercerita tentang apa pun yang dialaminya dan merasa ada yang kurang kalau belum bercerita. Maka kita akan menjadi teman dekatnya yang tepercaya.
————————
Artikel lainnya akan saya muat di postingan berikutnya.