Networker?
Sebenarnya sejak remaja saya telah mengenal produk kesehatan yang dipasarkan dengan sistem MLM. Waktu itu sekitar akhir tahun 1980-an, ayah saya sudah bergabung dengan satu perusahaan MLM yang memasarkan produk dari Jepang yang disebut Chlorella. Orangtua saya yang memang sangat peduli dengan kesehatan lalu membelikan anak-anaknya produk tersebut. Saat itu saya sendiri tidak tahu persis tentang MLM, maklumlah, saat itu saya masih asyik dengan dunia sendiri. Yang saya tahu, saya hanya disuruh mengkonsumsi produk tersebut untuk menjaga kesehatan.
Dalam waktu singkat, ayah saya sukses besar dalam menjalankan bisnisnya bahkan sampai memenuhi kualifikasi untuk tur gratis ke Australia di samping mendapatkan bonus-bonus lainnya. Tapi karena sesuatu hal, hadiah tur tersebut tidak diambilnya dan diganti dengan uang. Kata ayah saya, yang membuat beliau sukses dalam menjalankan bisnis MLM itu karena didukung oleh produk yang memang berkualitas tinggi serta unik. Tapi setelah sekian tahun, akhirnya ayah tidak aktif lagi di sana. Kata beliau karena ada perubahan marketing plan yang susah diikuti. Sayang sekali.
Walau demikian, saya masih mengkonsumsinya sampai saya menikah dan punya anak, karena produknya memang bagus dan saya merasakan manfaatnya. Tapi hanya sebagai pemakai. Bahkan anak saya mulai umur setahun sudah mengkonsumsinya (karena produknya berupa tablet, sebelum dikonsumsi oleh anak, saya rendam dengan sedikit air minum sampai hancur untuk memudahkan anak meminumnya). Setelah punya gigi lengkap, dia mengunyahnya langsung. Dia sebut itu “cang ela”, maksudnya adalah “kacang chlorella” (karena suaranya yang kriuk-kriuk) saat dia kunyah. 😀
Pada tahun 2000-an, ayah saya memperkenalkan produk MLM lagi pada saya dan anak-anaknya yang lain, yang kemudian beberapa produknya saya konsumsi yaitu Liquid Chlorophyll, Spirulina dan Colustrum. Produk-produk ini juga bagus. Dari sini dapat saya simpulkan, bahwa produk-produk yang dipasarkan dengan MLM pada umumnya adalah produk-produk yang bagus dan cukup unik. Selain produk yang bagus, hal lainnya yang membuat orang tertarik adalah marketing plan dari MLM tersebut. Tentu di atas segalanya adalah kualitas produk. Menurut saya, seberapa hebat pun marketing plan yang ditawarkan perusahaan, kalau produknya tidak istimewa, kecil kemungkinan kita akan berhasil menjalankan bisnisnya. Begitu juga sebaliknya, walau produknya cukup bagus, tapi bussines plan-nya kurang menarik, orang-orang hanya akan tertarik sebagai pemakai, tidak sebagai pengembang.
TEROBOSAN BARU: PRODUK HEBAT+ BUSSINESS PLAN DAHSYAT = BIOGREEN SCIENCE
Beberapa bulan yang lalu, saya mengenal Biogreen Science, sebuah perusahaan yang memasarkan produknya dengan sistem “Network Marketing”. Saya tidak menyebutnya MLM (Multi Level Marketing), karena yang ini ngga pake level-level. 😀 Satu lagi yang menarik, di sini saya tidak harus berjualan, karena terus terang, itu kelemahan saya yang paling besar: tidak bisa jualan. Perusahaan sendiri memang tidak menganjurkan berjualan, terbukti dari tidak adanya harga distributor atau harga konsumen, yang artinya tidak ada selisih harga sebagai keuntungan langsung bila kita berjualan. Perusahaan hanya punya satu harga.
Lalu dari mana para anggota mendapatkan keuntungan? Dari bonus yang telah diatur sedemikian rupa oleh sistem. Perusahaan memberikan beberapa jenis bonus untuk anggotanya. Lalu bagaimana cara mendapatkan bonus? Gampang. Cukup dengan mengenalkan produk-produk Biogreen Science yang memang luar biasa ini kepada teman-teman kita. Urusan lainnya, perusahaanlah yang mengurus dengan sistemnya yang serba otomatis.
Dari semua yang pernah saya kenal, inilah yang TERBAIK, baik dari sisi produk maupun dari sisi Business Plan. Karena itu, saya memutuskan untuk serius di sini setelah mempelajari profil pendiri perusahaan, visi dan misinya serta adanya uji klinis untuk setiap produknya yang bisa ditelusuri di Internet. Perusahaan juga menunjukkan komitmen yang tinggi dengan berani berinvestasi membeli sebuah tempat sebagai kantornya di Menara Imperium, Jl. H. R. Rasuna Said No.Kav 1, LG 09, Jakarta Selatan. Tujuannya jelas, untuk memudahkan segala urusan operasional dalam melakukan pelayanan pada semua anggotanya, bahwa kantornya memang riil benar-benar ada, dan bukan hanya berkantor di dunia maya.
Tidaklah susah mengenalkan produk-produknya yang berkualitas tinggi dan telah teruji secara klinis. Jadi, tunggu apa lagi?
Saya jadi teringat sebuah percakapan dengan seorang teman. Beliau rupanya mengikuti postingan atau status-status saya terkait Network Marketing ini :
+ Eh, Mbak Desak jadi ‘Networker’? Serius? Sejak kapan?
– Sejak mengenal Biogreen Science.
+ Trus pekerjaan Mbak Desak sebagai penerjemah, gimana? Apakah Mbak masih menerjemahkan?
-Masih dong, sepanjang rate sesuai. Penerjemah itu “main job’”saya, nah, Biogreen Science ini “side job” saya.
+ Kok bisa, Mbak?
-Bisa dong. Menerjemah itu “active income” saya, sedangkan Biogreen Science itu “passive income” saya. Dan aktivitas keduanya tak saling mengganggu.
(Tapi belakangan setelah saya pikir-pikir, ketika pendapatan dari ‘side job’ menyamai atau bahkan melebihi pendapatan dari ‘main job’, masih pantaskah ia disebut ‘side job’? Masih pantaskah disebut ‘pekerjaan sampingan’? Karena itu, maka dengan ini… side job saya nobatkan jadi second job saya yang layak diperjuangkan karena tak kalah dengan main job). 😀
So, jadi Networker? Siapa takut? 😉
Perlu info lebih lanjut? Jangan ragu kontak saya di alamat berikut:
- email: dn.pusparini@gmail.com atau
- WA (message only): 0857 3705 5197
*Promosi lagi? Iyalah, biar dapat pahala lagi* 😉