Negosiasi Waktu
Kemarin siang ada sebuah email masuk, dari editor sebuah penerbit besar. Isinya singkat saja:
Tapi di sisi lain, saya juga tidak bisa menolak begitu saja. Dua bulan lalu pertama kali saya bekerja sama dengan editor ini, orangnya baik dan ramah. Beliau bilang, hasil terjemahan saya yang pertama itu akan menjadi tolok ukur apakah saya akan tetap diberikan order lagi. Jadi, dengan adanya repeat order ini saya berasumsi terjemahan saya yang sebelumnya cukup memuaskan (boleh dong sedikit berbangga). ๐
Karena saya tidak mungkin menerima order saat itu lagi, akhirnya saya terus terang. Saya bilang bahwa sampai awal Februari saya belum bisa menerima terjemahan baru. Bolehkah saya minta waktu sampai awal Maret? Saya sempat pesimis permintaan saya disetujui. Tapi di luar dugaan, email saya langsung dibalas, dan sang editor mengatakan akan menunggu saya. Deadline yang akan diberikan nanti adalah minggu ketiga bulan April. Cukup lapang, karena saya juga harus memperhitungkan kegiatan-kegiatan saya yang lain. Dengan deadline seperti itu, tentunya tidak berat bagi saya.
Wah, senangnya, kalau memang rezeki sih, ngga akan ke mana-mana, bukan? ๐