Memesona dan Mempesona, Memerhatikan dan Memperhatikan
Sebagai penerjemah sudah selayaknya mengikuti dan menggunakan kaidah-kaidah bahasa yang berlaku. Kita semua tahu bahasa itu selalu berkembang dan tidak stagnan. Tetapi adakalanya saya agak susah mengubah kebiasaan untuk beberapa kata yang biasa digunakan sejak dulu. Ada dua kata yang membuat saya agak susah ‘berpaling’ yaitu ‘mempesona’ dan ‘memperhatikan’.
Entah kenapa, saya lebih suka ‘mempesona’ ketimbang ‘memesona’. Saya merasa kata ‘mempesona’ lebih cantik dan aura pesonanya lebih kuat dibandingkan dengan ‘memesona’. Begitu juga ‘memperhatikan’ dan ‘memerhatikan’, saya lebih menyukai yang pertama. Tapi, sekali lagi, sebagai penerjemah yang baik saya harus menggunakan aturan berbahasa yang paling benar. Hanya saja, terkadang ada rasa tidak ikhlas meninggalkan ‘mempesona’ dan ‘memperhatikan’, mungkin karena saya sudah terlanjur terpesona oleh kedua kata itu :-). Sehingga, seringkali saya tetap memakai kata-kata itu. Biasanya dalam penyuntingan terakhir barulah saya mengubahnya, dengan sedikit agak kurang ikhlas. Ah, lebay! 😀
Ganteng
November 19, 2015 @ 9:23 am
udah iklasin aja .. 😀
Desak Pusparini
November 19, 2015 @ 2:55 pm
Iya, sudah saya ikhlasin, kok. 😀