Hot dan Elegan
Beberapa hari yang lalu saya terpaksa melepas kesempatan untuk ikut tes terjemahan sebuah novel karena waktu yang mepet. Ternyata, beberapa hari kemudian ada kesempatan lagi dari sebuah penerbit besar. Yang lebih menyenangkan, tenggat waktu untuk tes ini sangat panjang (10 hari) sehingga saya bisa mengerjakannya dengan tenang dan masih punya waktu cukup untuk menyelesaikan deadline terdekat. Teks dari tes terjemahan ini memang cukup panjang (hampir 6000 kata), tetapi karena waktunya juga cukup panjang, saya merasa tidak masalah. Syukurnya, sebelum tenggat waktu berakhir, saya sudah bisa mengirimkan hasilnya.
Dalam materi tes ini, ada adegan yang bikin panas dingin, adegan yang cukup panas. Saya berusaha menerjemahkannya dengan sebaik mungkin, tetap mempertahankan aura ‘panasnya’, namun berusaha tidak menggunakan kata-kata yang vulgar, jangan sampai membuat ilfil atau eneg pembacanya. Jadi, saya menjaganya agar tetap hot tapi elegan (apa sih, hehehe). Di bagian adegan ini saya agak lama terdiam. Membaca berulang-ulang sambil mereka-reka bagaimana menerjemahkannya. Saya berusaha membayangkan situasinya, kemudian berusaha menempatkan diri sebagai pembaca. Saya berusaha semaksimal mungkin.
Tiga hari setelah saya mengirimkan hasil tesnya, ada balasan dari editor yang bersangkutan yang menyatakan bahwa hasil tes saya memenuhi kriteria yang diinginkan. Wah, senangnya. Ada yang lebih menyenangkan lagi, tenggat waktunya juga cukup ringan, per 100 halaman diberikan waktu sebulan. Jadi, kalau novel setebal 200 halaman, waktunya dua bulan dan seterusnya. Sekali lagi, saya akan bisa bekerja dengan tenang, sekaligus bisa mengerjakan pekerjaan-pekerjaan kecil yang datang tiba-tiba dan urgen (yang saya maksud dengan pekerjaan kecil di sini bukan pekerjaan gampang, tapi pekerjaan dengan volume kecil terutama dari klien-klien tetap saya yang tak kan mungkin saya tolak). Tapi walaupun diberikan tenggat waktu yang cukup panjang dan ternyata bisa selesai lebih awal, tentu akan lebih baik ‘kan? 🙂