The Costarella Conquest
Seorang Jake Freedman memiliki banyak alasan untuk membenci Alex Costarella, dan dia nyaris tak bisa menahan kesabaran untuk segera melaksanakan rencananya. Segera, secepat mungkin, ia akan memiliki semua bukti untuk mendakwa Alex Costarella atas tindakannya yang bagai burung bangkai, “memakan bangkai” perusahaan bangkrut, yang sengaja dibuat bangkrut, untuk menggendutkan rekening bank pribadinya. Setelah melakukan pembalasan, Jake bisa menghilang untuk selamanya. Sementara ini, keinginannya yang kuat untuk menjadi tangan kanan Costarella dalam bisnis likuidasi tidak boleh ada cacat sedikit pun.
“Hari Minggu ini adalah Hari Ibu,” kata seorang pria tinggi besar, menatap Jake dengan pandangan menduga-duga. ‘”Kau tidak punya keluarga, kan?”
Tidak sejak kau membantu membunuh ayah tiriku.
Jake berhasil tersenyum sedih. “Aku kehilangan kedua orangtuaku di masa-masa remaja.”
“Ya, aku ingat kau pernah berkata demikian. Sesuatu yang amat sulit bagimu. Tapi kau sangat mengagumkan, kau bisa terus maju menjalani hidupmu, karirmu maju pesat dan kau bekerja dengan sangat luar biasa.”
Setiap langkah yang diambilnya telah dibakar oleh ambisi untuk menjatuhkan orang ini. Dan Jake akan melakukannya. Memerlukan waktu sepuluh tahun untuk mencapai titik ini–akuntansi, hukum, mempelajari bisnis Costarella dari dalam, mendapatkan kepercayaannya. Hanya beberapa bulan lagi sekarang …
“Aku ingin kau bertemu putriku.”
Perasaan kaget menyentakkan Jake dari renungan rahasianya dan menutup rapat tekad kejamnya. Dia tidak pernah berpikir mengenai keluarga si burung bangkai ini, atau apa efek tindakannya nanti yang mungkin akan terjadi pada mereka. Dia mengangkat alisnya meminta penjelasan. Apakah sang putri akan masuk ke bisnis ayahnya atau… apakah ini semacam upaya aneh perjodohan?
“Laura sungguh cantik di mata pria mana pun. Gadis yang cerdas, mandiri dan juru masak yang hebat,” Costarella berkata dengan senyum ramah penuh harap. “Ayo makan siang di rumahku pada hari Minggu dan kau lihatlah sendiri.”
Sebuah promosi dagang! Dan jebakan untuk sebuah hubungan sudah dibuat!
Jake selalu berusaha menghindari keterlibatan terlalu dekat dan pribadi dengan siapa pun yang berhubungan dengan orang ini. Tangannya bergerak secara naluriah dengan sikap negatif. “Kehadiranku akan mengganggu kebersamaan dengan keluarga Anda.”
“Aku ingin kau datang, Jake.”
Ekspresi wajah pria gagah ini tidak menoleransi penolakan. Wajah dengan garis-garis yang kuat, tampan, dibingkai oleh rambut tebal berwarna abu-abu dan didominasi oleh mata berwarna hijau baja–wajah yang penuh kepercayaan diri seorang pria yang mampu dan telah mengatur segala sesuatu dan mengarahkannya sesuai kehendaknya. Jake seketika menyadari bahwa bila ia bersikeras menolak undangan itu, wewenang persetujuan yang memberinya akses ke bukti yang ia perlukan bisa hilang. “Anda sangat baik hati,” ia menyunggingkan senyum menghargai. “Jika Anda yakin aku akan diterima …”
Keraguan itu jelas tidak relevan. Apa yang diinginkan Costarella, harus dia lakukan. ‘Datanglah pukul sebelas tiga puluh,” kata pria itu tanpa ragu-ragu. “Kau tahu di mana aku tinggal?”
“Ya. Terima kasih. Aku sungguh menantikan saat-saat itu.”
“Bagus. Sampai jumpa nanti.” Mata abu-abunya berkilauan penuh kepuasan. “Kau tidak akan kecewa.”
Jake mengangguk, menyembunyikan penolakannya seelegan mungkin, sadar bahwa ia harus datang pada hari Minggu, sadar bahwa ia harus menunjukkan ketertarikan pada putrinya, dan ia membenci ide itu sampai ke tulang sumsum.
*****
Dari sinilah mulai terjadi jalinan kisah yang tak terduga. Dalam pertemuan pertama Jake sudah amat terkesan oleh penampilan Laura. Bukan karena cantik saja, tetapi sikap mandiri, kecerdasan dan ketegasan karakternya sangat menonjol. Juga sikapnya yang amat ramah. Jauh dari kesan putri manja dan tinggi hati seperti yang diduga sebelumnya. Begitu juga Laura, untuk pertama kalinya gadis ini merasa jatuh cinta, benar-benar jatuh cinta. Sebelumnya dia tidak pernah percaya pada lelaki yang dianggapnya selalu mempunyai motif-motif tertentu setiap kali ada yang mendekatinya. Pada diri Jake dia melihat sesuatu yang lain.
Di satu sisi Jake punya rencana untuk menghancurkan keluarga ini. Rencana yang sudah dirancangnya dengan amat sempurna. Jake menyadari Laura jatuh cinta padanya yang mestinya makin memberinya peluang untuk mempermudah menghancurkan keluarga Costarella, seperti keluarganya yang telah dihancurkan oleh Alex. Namun Jake, yang pada dasarnya adalah orang yang baik hati, merasa berada dalam dilema. Dia merasa bersikap tak adil pada Laura yang begitu mempercayainya. Apa yang harus dilakukannya? Bagaimana sikap Laura setelah mengetahui tujuan Jake masuk ke perusahaan ayahnya? Akankah dia kecewa lagi karena ternyata lelaki itu juga mempunyai motivasi tertentu? Jake kini memegang bukti-bukti kecurangan ayahnya dan siap menggiring ayahnya ke penjara. Kepada siapa Laura mesti berpihak? Apakah kepada ayahnya yang jelas-jelas bersalah atau kepada Jake, lelaki yang amat dicintainya tetapi juga yang telah ‘menipunya’?
*****
Silakan baca selengkapnya, cari novelnya di toko-toko buku kesayangan Anda, dan bersiaplah menahan napas mengikuti adegan demi adegan. 😀 Selayaknya kisah roman, di novel ini juga terdapat beberapa adegan yang “mencekam” namun juga indah dan menyentuh perasaan. Adegan ini memang dibutuhkan untuk mendukung jalinan cerita, bukan sesuatu yang dipaksakan hanya untuk memberikan kesan “panas.”
Selamat membaca. 🙂