“You have been signed out because you signed in on a different computer or device”
You have been signed out because you signed in on a different computer or device.
Kalimat itu muncul tiba-tiba ketika saya sedang online di YM, dan YM saya pun langsung sign-out. Saya pikir Yahoo lagi error, saya tidak terlalu menganggap penting, langsung saja sign-in kembali. Dua hari kemudian, kalimat itu muncul lagi ketika saya sedang online. Saya sempat mikir, kenapa sih Yahoo error lagi, saya sedang asyik online masa sih tiba-tiba dibilang online lagi dari perangkat lain? Saya pun masih tidak terlalu ambil pusing, dan sign-in kembali.
Saya sempat melupakan kejadian itu, sampai ketika beberapa hari yang lalu kejadian itu terulang kembali. Ini yang ketiga kali dan saya mulai berpikir ada yang tidak beres dengan akun saya. Jelas-jelas saya sedang online dan sedang tidak sign-in dari tempat lain. Wah, ada yang membobol akun saya? Untuk apa? Saya tidak percaya.
Besoknya, saya ngobrol dengan seorang teman dan menceritakan kejadian itu. Dia cukup kaget dan berkata dengan yakin bahwa ada yang nge-hack akun saya. Saya heran, “Lho…apa untungnya orang membobol akun saya?” Teman saya tertawa dan berkata : “Wah, mana kita tahu, Buu…coba nanti kita tanyakan langsung kalau udah ketemu orangnya”. Ahh…dasar…
Teman saya itu juga menyarankan saya untuk segera ganti password. Saya memang tidak pernah ganti password dan password itu juga saya gunakan untuk akun lainnya, bukan hanya Yahoo, karena saya mikir praktisnya saja, tidak ingin ribet harus mengingat banyak password. Dan memang tidak pernah terpikirkan bahwa akan ada yang mau repot untuk membobol akun saya 🙂
Saat itu juga saya ganti password. Tapi saya masih penasaran dan tidak habis mengerti, kenapa mereka membobol akun saya? Saya yang bukan siapa-siapa, bukan selebritis (kalau seleb, setidaknya ada harapan mendapat gambar-2 yang bersifat pribadi), bukan politikus (kalau politikus, maklumlah…pasti punya lawan), bukan pejabat (kalau pejabat bisa jadi punya banyak rahasia yang ingin diketahui oleh para “musuh”nya), bukan konglomerat (kalau konglomerat pastilah pengusaha dan cukup layak untuk di-hack, siapa tahu ada rahasia yang bisa diambil oleh pesaingnya). Lha….kalau nge-hack akun saya, apa untungnya??
Yangketahuan saja tiga kali, karena kebetulan sedang online, jadi bisa ketahuan kalau tiba-tiba ada yang login lagi. Nah…yang tidak ketahuan, yang saya sedang offline ada berapa kali?
Saat mereka membuka akun saya, paling untung mereka hanya melihat email-email bejibun dari milis Bahtera, email yang bisa jadi tidak penting bagi orang lain, tapi amat berarti bagi saya. Tidak akan ada file yang bersifat ‘sangat rahasia’. Walau demikian, saya tetap merasa perlu ganti password karena siapa tahu mereka menyalahgunakan akun saya untuk hal-hal lain, misalnya update status yang tidak-tidak, sehingga teman-teman saya akan menganggap itu adalah saya.
Lalu, siapakah yang telah membobol akun saya? Kesimpulan saya adalah : orang iseng yang ingin mencoba ilmunya, yang baru belajar nge-hack.
Tapi, bagaimanapun saya cukup berterima kasih juga, karena orang tersebut tidak mengganti password saya 🙂
Pesan dari seorang teman: jangan gunakan password yang bersifat frasa umum, seperti “mawarmerah” atau “sayasukakamu”, dan sejenisnya. Sebaiknya gunakan saja kata-kata dalam bahasa daerah, seperti misalnya : “aruhpengengsajan” atau “tityangnentenuning”, dan sebagainya (special thanks to you, friend)
Pesan untuk hacker: Selamat belajar, dan kalau mau nge-hack lagi, bilang-bilang yaa” 🙂
dnpusparini
May 4, 2013 @ 1:43 am
Hacker ngga punya kerjaan ini 😀