Sungguh Menyenangkan
Pekerjaan menerjemahkan memang menyenangkan, salah satunya karena bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Seperti saya yang belakangan ini harus lebih sering mengantar anak les bimbingan belajar untuk persiapan UAS dan UAN yang tinggal menghitung hari. Mulai les pukul 15.00 sampai dengan pukul 17.00. Kalau saya hanya mengantar kemudian balik pulang, maka saya hanya buang-buang waktu di jalan, sebab begitu sampai rumah, beberapa menit kemudian harus balik jemput lagi. Belum lagi jalanan yang macet. Jadi, saya putuskan untuk membawa laptop dan menunggunya di tempat les.
Waktu dua jam tentu sangat lumayan dan bisa menyelesaikan beberapa pekerjaan. Biasanya saya membawa naskah yang sudah diterjemahkan dan siap disunting. Saya menunggu di ruangan admin yang juga dilintasi oleh anak-anak yang keluar masuk ruangan. Bising? Tentu, plus celoteh anak-anak yang ngobrol dengan teman-temannya. Sesekali ditingkahi suara cekikikan mereka. Situasi yang ramai dan agak bising itu sungguh tidak menjadi masalah bagi saya.
Pada umumnya orang biasanya bekerja lebih konsentrasi dengan suasana yang hening dan tenang, dan tidak bisa bekerja bila disekitarnya ada kebisingan. Tetapi saya tidak, anehnya, saya bisa begitu konsentrasi di antara keributan itu. Saya sama sekali tidak terganggu, dan malah merasa suara-suara itu seperti musik saja. Saya sudah seperti ini sejak masa kuliah dulu. Kalau ada jam bebas dan tidak ada dosen, suasana kelas pasti berisik. Saya malah dengan tenang mengerjakan tugas-tugas atau PR yang mestinya dikerjakan di rumah, dengan penuh konsentrasi. Aneh? Barangkali saya memang makhluk langka. 😀
Nah, ‘keanehan’ itu bisa saya manfaatkan sekarang. 🙂